Laman

Posted by Hafid Wicaksana

RODA PINTAR MATEMATIKA (Bangun Datar dan Bangun Ruang)

Bentuk Alat Peraga , Alat peraga ini berupa papan persegi panjang 95cmx80cm dengan tebal 5cm, terdiri dari 3 lapisan berupa lingkaran (diameter 55 cm), persegi panjang dengan rongga berupa lingkaran di bagian tengah (95cmx80cm) serta dipaku pada figura kayu (95cmx80cm) kemudian di sisi lain figura ditutup dengan melamin persegi panjang (95cmx80cm),dan di dalam rongga figura terdapat lampu untuk menerangi ruang di dalamnya.

Posted by Hafid Wicaksana

MENDIDIK MANUSIA WIRASWASTA MELALUI KELUARGA, SEKOLAH, DAN MASYARAKAT

Kewiraswastaan merupakan suatu hal yang sangat ingin dilakukan oleh sebagian orang. Profesi ini mulai banyak digemari oleh orang-orang dari berbagi kalangan masyarakat. Hal ini sebagai batu loncatan atas kegagalan-kegagalan dalam mencari pekerjaan. Kewirausahaan merupakan suatu profesi mandiri dan tidak bergantung dengan orang lain bahkan dikemudian hari ini bisa menciptakan suatu lapangan pekerjaan.

Slide Show

Kamis, 29 November 2012

AKAL DAN WAHYU

Allah SWT Sang Pencipta Alam dengan sifat kasih dan sayang-Nya menganugerahkan “hidayah” kepada semua makhluk-Nya dalam berbagai bentuk. Muhammad Abduh dalam Tafsir Al-Manar menyatakan bahwa hidayah yang diberikan Allah kepada semua makhluk-Nya itu dalam lima bentuk: hidayah al-wijdan atau hidayah al-ilham (instink,naluri), hidayah al-hawas (indera), hidayah al-‘aql (akal rasio), hiadayah al-wahyi (wahyu,agama), hidayah al-tawfiq atau al-ma’unah (pertolongan spontan dari Allah dan sesuai dengan kehendak Tuhan dan rencana manusia). Ada dua petunjuk yang diberikan Allah kepada manusia berkaitan dengan peran dan tugasnya sebagai hamba dan khalifah dimuka bumi, yakni hidayah al-‘aql dan hidayah al-wahyi. Hidayah al-‘aql (akal rasio) melekat pada diri manusia, sebagai potensi, sarana berfikir, memahami mengkaji serta merumuskan/memutuskan sesuatu untuk kesejahteraan hidupnya. Sedang hidayah al-wahyi dianugerahkan Allah kepada manusia melalui para nabi dan rasul-Nya memalui risalah mengenai hidup dan kehidupan manusia.

A. Pengertian Akal dan Wahyu
Akal berasal dari bahasa Arab ‘aqala-ya’qilu’ yang memilki banyak makna. Dalam kamus Arab dijelaskan bahwa ‘aqala memilki makna adraka (mencapai, mengetahui), fahima (memahami), tadabbara wa tafakkara (merenung dan berfikir).
Kata al-‘aqlu sebagai mashdar (akar kata) juga memilki arti nurun ruhaniyyun bihi tudriku al-nafsu ma la tudrikuhu bi al-hawas, yakni cahaya ruhani yang dengannya seseorang dapat mencapai, mengetahui sesuatu yang tidak dapat dicapai oleh indera.
Al-aql juga diartikan dengan al-qabl (hati nurani atau hati sanubari). Sedangkan kata al-‘aqil sering digunakan untuk menyebutkan manusia, karena manusialah yang berakal. Makhluk manusia disebut ghair al-‘aqil (makhluk tak berakal). Namun ‘aqil digunakan bagi manusia dewasa-baligh, yakni orang yang telah mampu memahami apa yang telah menjadi kewajibannya, mampu membedakan yang haqq dan batil. Al-‘aqil sinonim dengan al-fahim (orang yang paham), al-hakim (orang yang bijaksana, ahlul hikmah), al-‘alim (orang yang berilmu, mengetahui).
Atas beberapa pengertian diatas yang dimaksud akal dalam pembahasan Studi Islam ini adalah daya berpikir yang terdapat dalam jiwa manusia, daya yang dimiliki manusia untuk memperoleh pengetahuan dengan memperhatikan alam sekitarnya.
Adapun kata wahyu berasa dari bahasa Arab al-wahyu yang memiliki arti suara, api, kecepatan. Al-wahyu juga sering diartikan bisikan, isyarat, tulisan dan kitab.

B. Istilah Akal dan Wahyu dalam Al-Qur’an
Kata al-‘aqlu dalam bentuk kata benda (masdar) tidak terdapat al-Qur’an hanya memuat dalam bentuk kata kerjanya (fi’il )yaitu kata ‘aqaluh dalam 1 ayat, ta ‘qilun dalam 24 ayat, na’qil dalam 1 ayat, ya ’qiluha 1 ayat dan ya ‘qilun 22 ayat. Kata-kata itu dalam arti faham dan mengerti, sebagai contoh dapat disebut ayat-ayat berikut :

  أفتطمعون أن يؤمنوا لكم وقد كان فريق منهم يسمعون كلام الله ثم يحرفونه من بعد ما عقلوه وهم يعلمون

(Q:S.al-baqarah/2:75),

“Apakah kamu masih mengaharapkan supaya mereka percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminyadan mereka sebenanya mengetahui”

أفلم يسيروا في الأرض فتكون لهم قلوب يعقلون بها أو آذان يسمعون بها فإنها لا تعمى الأبصار ولكن تعمى القلوب التي في الصدور

(Q:S.al-Hajj/22:46)

Dari beberapa ayat di atas mewakili kata kunci yang memiliki akar kata sama kata akal, menunjukkan beberapa makna sebagai berikut:
  1. Kata Akal dapat diartikan dengan memahami, mengerti, berfikir, memikirkan dan merenungkan.
  2. Dorongan dan bahkan keharusan manusia untuk menggunakan akal, pikiran, pemahaman, perenungan dalam menghadapi dan memecahkan berbagai persoalan.
  3. Martabat manusia ditentukan oleh penggunaan akal pikirannya dalam menghadapi sesuatu. Mereka yang tidak menggunakan akal dan hati nuraninya yang fitri tidak ubahnya seperti hewan saja, bahkan lebih sesat lagi.
  4. Akal merupakan kunci untuk mendapatkan pengetahuan, baik pengetahuan, yang bersumber dari fenomena penciptaan( al-ayat al-kauniyah) maupun yang bersumber dari fenomena wahyu (al-ayat al-qawliyah)
Kata-kata yang berhubungan dengan kata al-‘aql, seperti al-qalb, faqiha, tafaqqaha, tafakkara, tadabbara, tazakkara, ‘alima dan nazhara.
Kata wahyu dan tashrif (penisbahan)-nya dalam Al-qur’an muncul sebanyak 78 kali. Dilihat dari segi maknanya dapat dikelompokkan sebagai berikut:
  1. Wahyu dalam arti firman Allah yang disampaikan kepada Nabi dan Rasul-Nya, yang berupa risalahatau kitab suci.
  2. Wahyu dalam arti firman (pemberitahuan) Allahkepada Nabi dan Rasul-Nya untuk mengantisipasi kondisi dan tantangan tugasnya.
  3. Wahyu dalam arti insthink atau nurani atau potensi dasar yang diberikan Allah kepada makhluknya.
  4. Wahyu dalam arti pemberian ilmu dan hikmah.
  5. Wahyu dalam arti ilham atau petunjuk Allah kepada manusia dalam bentuk intuisi atau inspirasi dan bisikan hati.
C. Kedudukan dan Fungsi Akal dan Wahyu dalam Memahami Islam
Dorongan pengguanaan akal dalam Al-Qur’an dikemukakan cukup banyak, dengan penekanan bahwa penggunaan akal adalah merupakan barometer bagi keberadaan manusia. Untuk itulah Al-Qur’an memberikan tuntunan tentang penggunaan akal dengan mengadakan pembagian tugas dan wilayah kerja pikiran dan qolbu. Daya pikir manusia menjangkau wilayah fisik dan masalah-masalah yang relatif, sedangkan qalbu memiliki ketajaman untuk menangkap makna-makna yang bersifat metafisik dan mutlak. Oleh karenanya, dalam hubungan dengan upaya memahami Islam, akal memiliki kedudukan dan fungsi sebagai berikut:
  1. Akal sebagai alat yang strategis untuk mengungkap dan mengetahui kebenaran yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, di mana keduanya adalah sumber utama ajaran Islam.
  2. Akal merupakan potensi dan modal yang melekat pada diri manusia untuk mengetahui maksud-maksud yang tercakup dalam pengertian Al-Qur’an dan Sunnah Rasul.
  3. Akal juga berfungsi sebagai alat yang dapat menangkap pesan dan semangat Al-Qur’an dan Sunnah untuk dijadikan acuan dalam mengatasi dan memecahkan persoalan umat manusia dalam bentuk ijtihad.
Fungsi dan Kedudukan Wahyu dalam memahami Islam:
  1. Wahyu sebagai dasar dan sumber pokok ajaran Islam. Seluruh pemahaman dan pengamalan ajaran Islam harus dirujukkan kepada Al-Qur’an dan Sunnah. Dengan demikian dapat dipahami bahwa pemahamn dan pengamalan Islam tanpa merujuk kepada Al-Qur’an dan al-Sunnah adalah omong kosong.
  2. Wahyu sebagai landasan etik. Karena wahyu itu akan dapat berfungsi bila akal difungsikan untuk memahami, maka akal sebagai alat untuk memahami Islam (wahyu) harus dibimbing oleh wahyu itu sendiri agar hasil pemahamannya benar dan pengamalannya pun menjadi benar. Akal tidak boleh menyimpang dari prinsip-prinsip etik yang diajarkan oleh wahyu.
D. Akal dan Wahyu : Prespektif Tujuan Penciptaan Manusia
Dalam kajian filosofis, subjek yang mencimta segala yang ada ( maujudat) di sebut tuhan, sementara segala yang ada sebagai objek penciptaan Nya di sebut alam. Alam merupakan Tanda – tanda tuhan . Al- qur’an sebagai firman tuhan menyebutkan : Akan kami tunjukkan Tanda – tanda kamidi jagat raya dan di dalam diri mereka sendiri (manusia) (QS Fushshilat (41):53). Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Tuhan yang ada di alam semesta ini. Manusia adalah makhluk dua dimensi. Disatu pihak dia terbuat dari tanah yang menjadikannya makhluk fisik, dan di pihak lain dia juga makhluk sepiritual karena, menurut Al- Qur’an (QS Al- Hijr (15):29,dan Shad (38): 72), telah ditiupkan ke dalamnya ruh dari Tuhan.

1. Manusia Sebagai Puncak (Tujuan Akhir) Penciptaan Alam
Dalam konteks tujuan akhir penciptaan alam , maka seluruh isi alam adalah untuk manusia , ibarat seluruh akar, batang dan daun pisang dipersiapkan untuk buahnya.
Sedangkan dalam konteks puncak penciptaan alam , manusia secara biologis adalah makhluk yang paling lengkap dan paling canggih, dalam pengertian mengandung semua unsur yang ada dalam kosmos , mulai unsur – unsur mineral , tumbuh-tumbuhan , hewan hingga unsur-unsur khas manusia itu sendiri yang merupakan daya –dayanya yang istimewa.
Khusus tentang pengindraan , Ibn Sina , seorang pemikir islam klasik, memperkenalkan indra-indra batin di samping indra-indra lahir yang kita kenal :
Kebetulan ada lima, sehingga dapat disebut panca indra batin. Kelima indra batin itu adalah (1) indra bersama (2) daya retentif (3) daya imajinasi (4) daya estimatif (5) daya memori .

2. Tujuan Penciptaan Manusia
Dengan daya- daya yang dimilikinya sebagai puncak penciptaan alam, ternyata manusia, sebagaimana diinformasikan Al-Qur’an, di ciptakan dengan tujuan sebagai khalifah (wakil) Tuhan di muka bumi(QS Al- Baqarah (2) :31).
Untuk menjelaskan fungsi khalifah ini , manusia diberi anugrah oleh tuhan dengan dua buah hadiah yang sangat istimewa , yaitu ilmu pengetahuan (‘ilm) dan kebebasan memilih (ikhtiyar) . Dan untuk menerima kedua hadiah itu , manusia telah dilengkapi di dalam dirinya sarana atau piranti , berupa akal, dan fasilitas lain diluar dirinya, berupa wahyu tuhan yang diturunkan kepada manusia yang telah mencapai tingkat kesempurnaan yang dalam bentuk konkretnya di wakili oleh nabi muhammad s. a. w.

Download:
Peper Akal dan Wahyu



Rabu, 28 November 2012

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

Pengertian Strategi Belajar Mengajar
Strategi belajar mengajar menurut J.R David dalam Teaching for Colege Class Room (1976) ialah aplan, method, or series of activities designe to achicves a particular educational goal (P3G, 1980). Menurut pengertian ini strategi belajar-mengajar meliputi rencana metode dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Untuk melaksanakan strategi tertentu diperlukan seperangkat metode pengajaran. Strategi dapat diaktifkan sebagai aplan of operation achiving something “rencana kegiatan untuk mencapai sesuatu”.
Jadi strategi belajar adalah cara untuk menyesuaikan taraf belajar dengan kemampuan dan daya potensial yang dapat meningkatkan kemampuan pedagogik dalam diri seseorang.

Selain itu strategi belajar meliputi :
  • Salah satu komponen dalam sistem pengajaran.
  • Komponen dari sistem pengajaran adalah tujuan, materi, strategi dan evaluasi.
  • Strategi belajar mengajar adalah kegiatan guru dalam proses belajar mengajar yang dapat memberikan kemudahan atau
  • Fasilitas kepada siswa agar dapat mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan.
  • Metode mengajar adalah cara mengajar yang lebih umum yang dapat digunakan untuk semua jenis mata pelajaran.
  • Teknik mengajar adalah cara mengajar yang memerlukan kecakapan khusus dari suatu mata pelajaran.
  • Strategi belajar mengajar yang baik adalah yang dapat menjamin tercapainya tujuan pengajaran yang efektif, efisien, dan ekonomis serta dapat
  • Meningkatkan keterlibatan siswa baik secara intelektual maupun fisik.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi SBM
  1. Tujuan pengajaran
    Tujuan pengajaran merupakan acuan yang dipertimbangkan untuk memilih strategi belajar mengajar .
  2. Guru
    Masing-masing guru berbeda dalam pengalaman, pengetahuan, kemampuan menyajikan pelajaran,gaya mengajar, pandangan hidup dan wawasan. Perbedaan ini mengakibatkan adanya perbedaan dalam pemilihan st rat egi belajar mengajar yang digunakan dalam program pengajaran.
  3. Peserta didik
    Dalam kegiatan belajar mengajar peserta didik mempunyai latarbelakangyang berbeda-beda, hal ini perlu dipertimbangkan dalam menyusun strategi belajar mengajar yang tepat
  4. Materi pelajaran
    Materi pelajaran dapat dibedakan antara materi formal (isi pelajaran dalam buku teks resmi/ buku paket di sekolah) dan materi informal (bahan-bahan pelajaran yang bersumber dari lingkungan sekolah)
  5. Metode pengajaran
    Ada berbagai metode pengajaran yang perlu dipertimbangkan dalam strategi belajar mengajar.
  6. Media pengajaran
    Keberhasilan program belajar mengajar tidak tergantung dari canggih atau tidaknya media yang digunakan, tetapi dari ketepatan dan keef ektif an media yang digunakan.
  7. Faktor administrasi dan finansial
    Terdiri dari jadwal pelajaran, kondisi gedung dan ruang belajar.
Macam – macam SBM
Dalam hal ini dikenal tiga macam strategi belajar mengajar yaitu:
  1. Strategi belajar mengajar yang berpusat pada guru.
    Strategi seperti ini lebih sering disebut dengan gaya bank. Strategi ini sanggat kurang dikarenakan siwa hanya tahu apa yang diberitahukan oleh guru. Jadi siswa tidak leluasa untuk mengembangkan kemampuan yang ada.
  2. Strategi belajar mengajar yang berpusat pada peserta didik
    Strategi ini lebih mengutamakan kreatifitas perserta didik untuk dapat mengembangkan daya fikir dan guru hanya sebagai fasilifator.
  3. Strategi belajar mengajar yang berpusat pada materi pengajaran.
    Srategi ini guru sama perserta didik sama-sama belajar menganut buku referensi yang digunakan dalam pembelajaran.
Dilihat dari kegiatan pengolahan pesan atau materi, maka strategi belajar mengajar dibedakan dalam dua jenis, yaitu:
  1. Strategi belajar mengajar ekspositori dimana guru mengolah secara tuntas pesan/materi sebelum disampaikan di kelas sehingga peserta didik tinggal menerima saja.
  2. Strategi belajar mengajar heuristik atau kuriorstik, dimana peserta didik mengolah sendiri pesan/ mat eri dengan pengarahan dari guru.
Strategi belajar mengajar dilihat dari cara pengolahan atau pesan atau materi dibedakan dalam dua jenis, yaitu:
  1. Strategi belajar mengajar deduksi yaitu pesan diolah mulai dari umum menuju kepada yang khusus, dari hal-hal yang abstrak kepada hal-hal yang konkrit.
  2. Strategi belajar mengajar induksi yaitu pengolahan pesan yang dimulai dari hal-hal yang khusus menuju ke hal-hal umum, dari peristiwa-peristiwa yang bersifat induvidual menujuke memproses generalisasi.
Beberapa Metode Pada KBM
Beberapa metode yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah :
  1. Metode Ceramah
    Metode ceramah adalah metode penyampaian bahan pelajaran secara lisan. Metode ini banyak dipilih guru karena mudah dilaksanakan dan tidak membutuhkan alat bantu khusus serta tidak perlu merancang kegiatan siswa. Dalam pengajaran yang menggunakan metode ceramah terdapat unsur paksaan. Dalam hal ini siswa hanya diharuskan melihat dan mendengar serta mencatat tanpa komentar informasi penting dari guru yang selalu dianggap benar itu. Padahal dalam diri siswa terdapat mekanisme psikologis yang memungkinkannya untuk menolak disamping menerima informasi dari guru. Inilah yang disebut kemampuan untuk mengatur dan mengarahkan diri.
  2. Metode tanya jawab
    Metode tanya jawab dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa. Dengan mengajukan pertanyaan yang terarah, siswa akan tertarik dalam mengembangkan daya pikir. Kemampuan berpikir siswa dan keruntutan dalam mengemukakan pokok – pokok pikirannya dapat terdeteksi ketika menjawab pertanyaan. Metode ini dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk mengadakan penelusuran lebih lanjut pada berbagai sumber belajar. Metode ini akan lebih efektif dalam mencapai tujuan apabila sebelum proses pembelajaran siswa ditugasi membaca materi yang akan dibahas.
  3. Metode diskusi
    Metode diskusi adalah cara pembelajaran dengan memunculkan masalah. Dalam diskusi terjadi tukar menukar gagasan atau pendapat untuk memperoleh kesamaan pendapat. Dengan metode diskusi keberanian dan kreativitas siswa dalam mengemukakan gagasan menjadi terangsang, siswa terbiasa bertukar pikiran dengan teman, menghargai dan menerima pendapat orang lain, dan yang lebih penting melalui diskusi mereka akan belajar bertanggung jawab terhadap hasil pemikiran bersama.
  4. Metode belajar kooperatif
    Dalam metode ini terjadi interaksi antar anggota kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. Semua anggota harus turut terlibat karena keberhasilan kelompok ditunjang oleh aktivitas anggotanya, sehingga anggota kelompok saling membantu. Model belajar kooperatif yang sering diperbincangkan yaitu belajar kooperatif model jigsaw yakni tiap anggota kelompok mempelajari materi yang berbeda untuk disampaikan atau diajarkan pada teman sekelompoknya.
  5. Metode demonstrasi
    Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memeragakan suatu proses kejadian. Metode demonstrasi biasanya diaplikasikan dengan menggunakan alat – alat bantu pengajaran seperti benda – benda miniatur, gambar, perangkat alat – alat laboratorium dan lain – lain. Akan tetapi, alat demonstrasi yang paling pokok adalah papan tulis dan white board, mengingat fungsinya yang multi proses. Dengan menggunakan papan tulis guru dan siswa dapat menggambarkan objek, membuat skema, membuat hitungan matematika, dan lain – lain peragaan konsep serta fakta yang memungkinkan.
  6. Metode ekspositori atau pameran
    Metode ekspositori adalah suatu penyajian visual dengan menggunakan benda dua dimensi atau tiga dimensi, dengan maksud mengemukakan gagasan atau sebagai alat untuk membantu menyampaikan informasi yang diperlukan.
  7. Metode karyawisata/widyamisata
    Metode karyawisata/widyawisata adalah cara penyajian dengan membawa siswa mempelajari materi pelajaran di luar kelas. Karyawisata memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, dapat meransang kreativitas siswa, informasi dapat lebih luas dan aktual, siswa dapat mencari dan mengolah sendiri informasi. Tetapi karyawisata memerlukan waktu yang panjang dan biaya, memerlukan perencanaan dan persiapan yang tidak sebentar.
  8. Metode penugasan
    Metode ini berarti guru memberi tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Metode ini dapat mengembangkan kemandirian siswa, meransang untuk belajar lebih banyak, membina disiplin dan tanggung jawab siswa, dan membina kebiasaan mencari dan mengolah sendiri informasi. Tetapi dlam metode ini sulit mengawasi mengenai kemungkinan siswa tidak bekerja secara mandiri.
  9. Metode eksperimen
    Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan percobaan. Dengan melakukan eksperimen, siswa menjadi akan lebih yakin atas suatu hal daripada hanya menerima dari guru dan buku, dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah, dan hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa. Metode ini paling tepat apabila digunakan untuk merealisasikan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri atau pendekatan penemuan.
  10. Metode bermain peran
    Pembelajaran dengan metode bermain peran adalah pembelajaran dengan cara seolah – olah berada dalam suatu situasi untuk memperoleh suatu pemahaman tentang suatu konsep. Dalam metode ini siswa berkesempatanm terlibat secara aktif sehingga akan lebih memahami konsep dan lebih lama mengingat, tetapi memerlukan waktu lama.

Download :

Rabu, 14 November 2012

MENDIDIK MANUSIA WIRASWASTA MELALUI KELUARGA, SEKOLAH, DAN MASYARAKAT

Kewiraswastaan merupakan suatu hal yang sangat ingin dilakukan oleh sebagian orang. Profesi ini mulai banyak digemari oleh orang-orang dari berbagi kalangan masyarakat. Hal ini sebagai batu loncatan atas kegagalan-kegagalan dalam mencari pekerjaan. Kewirausahaan merupakan suatu profesi mandiri dan tidak bergantung dengan orang lain bahkan dikemudian hari ini bisa menciptakan suatu lapangan pekerjaan. Dengan ketekunan dan ktreatifitas yang dimiliki oleh seorang wirausahawan, akan mampu mendobrak persaingan globalisasi yang berkembang pesat. Untuk menjadi wirausahawan tidaklah semudah membalikkan telapak tangang, perlu adanya pendidikan, pelatihan, dan juga menanamkan jiwa wiraswasta dalam diri.

Banyak sekali pendidikan atau pelatihan tentang berwiraswasta, baik dalam pendidikan formal mapun nonformal. Pedidikan kewirausahaan dalam sekolah bertujuan untuk membekali jiwa wiraswasta bagi siswa, dan diharapkan setelah lulus nanti mampu mengeksplorasi dan mengembangkan bakat kewirausahaan untuk mulai merintis suatu inovasi baru dalam bidang usaha dan bersaing dengan perkembangan arus globalisasi. Selain pendidikan wirausaha disekolah penanaman jiwa wirausaha sejak dini juga harus dilakukan terutama dilingkungan keluarga dan masyarakat. Seorang wirausahawan bisa bertindak sebagai karyawan sekaligus manajer dan owner bagi usahanya, sehingga maju atau mundurnya usaha tersebut tergantung dari kesungguhan yang bersangkutan. Jika kancah bisnis tersebut dijalani dengan tekun, kerja keras, penuh semangat dan tidak mudah putus asa, niscaya usaha tersebut pasti akan meraih sukses.

1. Pengertian Wiraswasta
Secara Etimologis, Wira berarti perwira, utama, teladan, berani. Swa berarti sendiri, sedangkan Sta berati berdiri. Jadi wiraswasta berarti keberanian berdiri di atas kaki sendiri (dalam berusaha, bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup).

Kewirausahaan adalah semangat, perilaku dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja efisien, melalui keberanian mengambil resiko, kreativitas dan inovasi serta kemampuan managemen.Untuk menjadi pengusaha yang sukses, seorang dituntut untuk memenuhi kualifikasi sebagai seorang wirausahawan. Pada kenyataannya tidak semua pengusaha adalah wirausahawan yang memiliki sifat kewirausahaan. Pada umumnya yang dimaksud dengan wirausaha sama dengan wiraswasta atau pengusaha yaitu semua orang yang memiliki usaha atau melakukan kegiatan usaha untuk memperoleh keuntungan atau komisi. Ciri negatif tapi sangat menonjol pada sebagian pengusaha kita ditahun 80-an dan 90-an adalah semangat dan perilaku mereka mencari keuntungan pribadi sebanyak-banyaknya dengan menghalalkan segala cara.

Wirausaha adalah seseorang yg merasakan adanya peluang, mengejar peluang yg sesuai dengan situasi dirinya, dan percaya bahwa kesuksesan suatu hal yang dapat dicapai (Jose Charlos Jarilo-Mossi). Wiraswasta adalah seseorang yang mampu menciptakan produk / jasa dengan kekuatan inovasi sehingga lebih efisien / efektif serta bertujuan untuk kesejahteraan dirinya ( orang lain). Seseorang wiraswastawan modal utamanya adalah ketekunan yang dilandasi sikap optimis, kreatif dan melakukan usaha sebagai pendiri pertama disertai pula dengan keberanian menanggung resiko berdasarkan suatu perhitungan dan perencanaan yang tepat, adanya perhitungan dan perencanaan yang tepat sebetulnya wiraswastawan bukanlah pengambil resiko.

2. Peran keluarga, sekolah dan masyarakat dalam mendidik manusia wiraswasta
Penendidikan wirausaha pada umumnya merupakan suatu proses pendidikan untuk menumbuhkan jiwa berwirausaha, upaya ini semakin lama semakin digalakkan dan dibeberapa sekolahpun sudah di berikan, hal ini bertujuan untuk mengimbangi perkembangan arus globalisasi yang mana setiap orang dituntut untuk mampu bersaing dan mengembangkan inovasi-inovasi dalam berwirausaha. Fondasi utama dalam menumbuhkan jiwa wirausahawan adalah mental untuk berwirausaha dan hanya dapat di bentuk oleh lingkungan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. 

Penanaman jiwa wiraswasta oleh keluarga sejak dini akan sangat berdampak besar terhadap kemampuan anak dalam berwirausaha kedepan. Dalam pendidikan formal disekolah juga sudah mulai dirintis pendidikan berwiraswasta. Dengan adanya pendidikan wiraswasta di bangku sekolah, siswa diharapkan selain menguasai akademik, tapi juga mampu miningkatkan minat siswa untuk berwiraswasta. Pemberian bekal pada siswa ini akan berdampak ketika mereka lulus nanti, sebagai modal untuk menjadi wirausaha muda yang berkualitas dan langsung bisa bersaing, dan minimal ini dapat mengurangi angka pengangguran. Selain itu keluarga tetap mempunyai peranan penting dalam menciptakan wirausahawan, keluarga memilki semua aspek yang dibutuhkan dalam berwirausaha, mulai dari modal financial sampai pada bimbingan dukungan moral.Keluarga merupakan tempat pertama bagi kita dalam mendapatkan segala hal, mulai dari pendidikan , tingkah laku, sopan santun bahka gaya kehidupan mendatang juga sangat terpengaruh dengan kondisi keluarga. Berwirausaha merupakan salah satu kegiatan yang juga tidak luput dari pengaruh keluarga. 

Program Pengembangan kewirausahaan diharapkan menjadi wahana yang sinergis antara penguasaan sains dan teknologi dengan jiwa kewirausahaan. Serta dengan berkembangan pendidikan kewirausahan diharapkan seorang siswa tidak hanya akan berkembang nilai akademisnya saja. Akan tetapi juga akan memberikan kemandirian perekonomian dalam kewirausahaan. Sebagai akibatnya akan memberikan kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan (peluang) dalam bisnis serta kemampuan mengoptimalisasikan sumber daya dan mengambil tindakan serta memiliki motivasi tinggi dalam mengambil resiko dalam rangka menyukseskan bisnisnya.

Minat siswa terhadap kewiraswastaan perlu diketahui oleh guru maupun siswa irusendiri mengingat minat ini dapat mengarahkan siswa untuk melakukan pilihan dalam menentukan cita-citanya. Cita-cita merupakan perwujudan dari minat dalam hubungan dengan proses/jangkauan masa depan bagi siswa untuk merencanakan dan menentukan pilihan terhadap pendidikan, jabatan atau pekerjaan yang diinginkan. Siswa yang berminat dalam berwirasawasta cenderung memilih karir ke sektor swasta dan berwiraswasta. Dalam kaitan ilmu pengetahuan, siswa yang berminat dalam wiraswasta akan tertarik dengan pengetahuan/ilmu yang berhubungan dengan minatnya tersebut.

Peranan sekolah atau peguruan tinggi adalah untuk memotivasi siswa agar setelah lulus mereka mampu menjadi seorang wirausahaan muda yang berkualitas dan siap bersaing. Sehingga semakin banyak lulusan siswa atau mahasiswa dapat mengurangi pertambahan jumlah pengangguran bahkan menambah jumlah lapangan kerja. Akan tetapi sekarang pertanyaannya adalah apakah sekolah atau perguruan tinggi dapat melahirkan atau mencetak wirausahawan muda? Oleh karena itu sekarang peranan sekolah dan perguruan tinggi memotivasi para lulusansekolah atau sarjana menjadi seorang wirausahawan muda untuk meningkatkan jumlah wiraussahawan serta diharapkan mampu membuka lowongan baru.

Pendidikan kejuruan atau kewirausahan khususnya yng berkenaan dengan bisnis ,dapat dilakukan pada setiap jenjang pendidikan dimulai dari Sekolah Dasar,Sekolah Menengah Pertama,Sekolah Menengah Atas sampai pada Perguruan Tinggi. Sebagai negara yang sedang berkembang ,Indonesia masih kekurangan wirausahawan. Hal ini masih dapat dipahami, karena kondisi pendidikan di Indonesia masih belum menunjang kebutuhan pembangunan pada sektor Ekonomi. Hal ini terbukti bahwa hampir seluruh sekolah masih didominasi oleh pelaksanaan pendidikan dan pembelajarang yang konvensional. Semua terjadi karena institusi pendidikan dan masyarakat kurang mendukung pertumbuhan wirausahawan.Peluang sukses dalam berwirausaha pada saat ini sangatlah besar, dari 230 juta penduduk Indonesia hanya 0.18% yang baru bergelut dibidang wiraswasta, angka yang sangat kecil.Padahal menurut consensus negara maju minimal harus memiliki wirausahawan sebesar 2% dari total penduduknya. 

Mendidik anak untuk memiliki mental wirausaha sejak dini dapat berbentuk seperti mengajari anak tidak boros, rajin menabung, dan perbuatan terpuji lainnya. Dengan begitu, apabila ini dilakukan secara bertahap akan membentuk karakter wirausaha yang kuat dalam diri anak. Sebagai contoh anaknya yang masih sekolah dasar diminta untuk memberikan hadiah ulang tahun sesuatu yang tak ada di toko. Akhirnya, dengan kreativitasnya sendiri, anaknya menyusun sebuah lagu lengkap dengan aransemen musik ciptaannya sendiri. Beberapa langkah yang dapat diajarkan sejak anak balita sampai usia dini adalah pertama, membiasakan anak untuk mengungkapkan gejolak jiwanya dalam bentuk sesuatu yang tertulis baik berupa tulisan maupun gambar. Kedua, mendidik anak dengan kebaikan-kebaikan yang muncul dari dirinya sendiri sebagai hasil dari serapan anak terhadap lingkungan atau apa yang dilihat dari orang tua, guru dan teman-temannya. Ketiga, membiasakan perbuatan baik yang sudah dilakukan, Keempat, menjadikan kebiasaan itu menjadi karakter. Salah satu ciri menjadi karakter adalah jika perbuatan itu tidak dilakukan, maka anak akan merasa kehilangan dan atau mengingatkan akan kebiasaan yang belum dilakukan tersebut.

Ciri-ciri manusia wiraswasta secara umum adalah orang yang memiliki potensi untuk berprestasi. Ia senantiasa memiliki motivasi yang besar untuk maju berprestasi. Dalam kondisi dan situasi yang bagaimanapun, manusia wiraswasta mampu menolong dirinya sendiri di dalam mengatasi permasalahan hidupnya. Dengan kekuatan pada dirinya, manusia wiraswasta mampu berusaha untuk memenuhi setiap kebutuhan hidupnya. Di samping itu, manusia wiraswasta mampu mengatasi kemiskinan, baik kemiskinan lahir maupun kemiskinan batinnya tanpa menunggu pertolongan/bantuan dari negara atau instansi pemerintah, ataupun bantuan dari instansi sosial.

Pendidikan wiraswasta merupakan pendidikan yang bertujuan untuk menempa bangsa Indonesia sesuai dengan kepribadian Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Pendidikan manusia wiraswasta berlansung seumur hidup di mana dan kapan saja, sehingga peranan subjek manusia untuk belajar dan mendidik diri sendiri secara wajar merupakan kewajiban kodrati manusia.

Sebagai realisasi dari prinsip ini, maka lingkungan pendidikan manusia wiraswasta meliputi lingkungan keluarga sebagai lingkungan pertama dan utama untuk menjadi manusia wiraswasta, yang kedua, lingkungan sekolah sebagai lingkungan pendidian formal untuk melengkapi bekal pribadi manusia wiraswasta, dan yang terakhir adalah lingkungan masyarakat sebagai lingkungan pendidikan nonformal.


Download file:

Selasa, 13 November 2012

RODA PINTAR MATEMATIKA (Bangun Datar dan Bangun Ruang)

METODE PEMBUATAN ALAT PERAGA

Bentuk Alat Peraga
Alat peraga ini berupa papan persegi panjang 95cmx80cm dengan tebal 5cm, terdiri dari 3 lapisan berupa lingkaran (diameter 55 cm), persegi panjang dengan rongga berupa lingkaran di bagian tengah (95cmx80cm) serta dipaku pada figura kayu (95cmx80cm) kemudian di sisi lain figura ditutup dengan melamin persegi panjang (95cmx80cm),dan di dalam rongga figura terdapat lampu untuk menerangi ruang di dalamnya.

Alat dan Bahan
Dalam pembuatan alat peraga Roda Pintar Matematika (Bangun Datar dan Bangun Ruang) dibutuhkan alat dan bahan sebagai berikut .
  • Alat : Gergaji besar, Gergaji kecil, Spidol, Palu, Penggaris, Gunting, Bor, Meteran, Komputer, Print, Pensil
  • Bahan : Melamin (190cmx80cm), Triplek tebal (1cm) (55cmx55cm), List Alumunium (350cm), Paku (2cm) (2 ons), Kertas cover warna : merah muda (3 lembar), hijau muda (3 lembar), biru muda (3 lembar), Baut dan mur as roda (14) (1 buah), Papan ( lebar 5cm) (350cm), Lampu (10watt) (1 buah), Kabel (3 meter), Saklar (1 buah), Stop kontak (1 buah), Spidol Permanen hitam (2 buah), Mika tebal (1 lembar), Double tape (1buah), Asturo stiker: Biru muda (2lembar), Biru tua (1lembar)

Prosedur Pembuatan
  • Menyiapkan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan
  • Membuat desain gambar sesuai rencana
  • Memotong 2 Melamin sesuai ukuran 95cmx80cm (persegi panjang)


  • Memotong triplek berbentuk lingkaran dengan diameter 51cm









  • Membuat sketsa lingkaran berdiameter 50cm, 40cm, 30cm dan 20cm menggunakan pensil agar dapat dihapus









  • Membuat tiga lubang berbentuk lingkaran dengan diameter 5cm di antara sketsa lingkaran 1 dan ke 2, sketsa lingkaran 2 dan ke 3, dan di antara sketsa lingkaran 3 dan ke 4 dari pusat lingkaran. 









  • Memotong kayu berukuran (10cmx2cm) lalu buatlah anak panah menggunakan mika tebal, lalu tempel pada bagian tepi triplek lingkaran. 









  • Hapuslah sketsa pada lingkaran dan beri keterangan pada setiap lubang kecil yang ada berupa (keliling,luas,dan volume) melingkar pada masing-masing lubang dan lapisi lingkaran tersebut dengan asturo stiker.






  • Ambil satu Melamin yang telah dipotong, buat garis horisontal dengan jarak 15cm dari tepi atas melamin. 













  • Pada melamin yang telah digaris, buat lubang lingkaran dengan diameter 50cm pada sisi yang terbesar (bagian bawah melamin).




  • Kita anggap melamin pertama adalah melamin dengan ukuran (95cmx80cm) yang memiliki 1 lubang besar berbentuk lingkaran dengan diameter 50cm dan sebuah garis horizontal yang berjarak 15cm dari tepi atas, dan melamin kedua adalah melamin persegi panjang dengan ukuran 95cmx80cm.
  • Pada melamin pertama kita buat 2 sketsa lingkaran dengan diameter 74cm dan 54cm pada sisi muka. 

  • Bagi lingkaran yang telah dibuat pada melamin yang memiliki jarak 10cm dari keduanya menjadi 16 buah petak dengan ukuran besar yang sama.











  • Membuat lubang kecil pada bagian atas dibawah garis horzontal sebagai tempat dudukan saklar. 












  • Membuat sketsa gambar bangun datar dan bangun ruang beserta keterangannya dengan computer sesuai dengan design lalu di print out dengan kertas cover warna (merah muda untuk bangun datar, hijau muda untuk bangun ruang) lalu dilaminating dan potonglah seukuran dengan petak yang telah dibuat. 








  • Hasil potongan kertas tadi tempelkan pada melamin pertama pada masing-masing petak. 












  • Membuat sketsa lingkaran pada melamin kedua dengan diameter 50cm, 40cm, 30cm dan 20cm menggunakan pensil agar dapat dihapus, dengan posisi sama seperti lubang pada melamin pertama dan bagilah lingkaran yang berdiameter 50cm menjadi 16 juring dengan besar yang sama. 













  • Satukan kedua melamin dan triplek lingkaran yang telah diberi 3 lubang menjadi satu. 








  • Putar anak panah menuju setiap bangun yang ada dan tuliskan rumus keliling, luas, dan volume setiap bangun tersebut didalam lubang yang tersedia yang hasilnya akan tampak pada melamin kedua.
  • Pisahkan ketiga bahan tersebut, lalu pada melamin kedua berilah lubang pada bagian pojok kiri bawah sebagai tempat keluarnya kabel. 












  • Membuat lubang pada triplek (lingkaran) dan melamin kedua (95cmx80cm) pada pusat lingkaran.









  • Buat figura kayu dengan ukuran 95cmx80cm dan tebal kayu 5cm.












  • Tempelkan dudukan lampu yang telah tersambung dengan kabel pada bagian atas dalam figura. 












  • Tempel melamin kedua (95cmx80cm) pada belakang figura dengan sisi halus menghadap kedalam figura dengan menggunakan paku.












  • Potong kayu dengan tebal 5cm sebanyak 16 buah dan tempel pada bagian luar lingkaran masing-masing petak. 













  • Pasang lampu pada dudukan yang telah dibuat. 
  • Pasang saklar pada melamin pertama dengan lubang yang telah dibuat tadi dan sambung dengan kabel yang terhubung pada dudukan lampu lalu keluarkan kabel melalui lubang kecil dan pasangkan stop kontak pada ujung kabel.
  • Tempel melamin pertama pada sisi depan figura dengan sisi halus diluar dengan menggunakan paku.














  • Pasang paku pada 16 titik bagian dalam petak lingkaran hingga menembus balok kayu yang telah ditempel tadi sedalam 1cm.
  • Pasang lis aluminium pada pinggiran figura bagian depan dan belakang dengan rapi kemudian paku.
  • Masukkan baut pada lubang yang ada dipusat triplek lingkaran, kemudian satukan dengan bagian yang sudah jadi tadi.













  • Kemudian baut itu dipastikan menembus melamin kedua, lalu pasang mur dan kencangkan.
  • Buat nama alat peraga di bagian atas, keterangan di lingkaran tengah, dan keterangan pada tombol saklar.














  • Finishing yaitu pengecekan lampu apakah menyala dengan baik, apakah roda dapat berputar, dan tiga lubang kecil pada triplek dapat menunjukkan rumus dengan tepat.






Download File

Created by :
Lilis S
Hafid Wicaksana