Laman

Posted by Hafid Wicaksana

RODA PINTAR MATEMATIKA (Bangun Datar dan Bangun Ruang)

Bentuk Alat Peraga , Alat peraga ini berupa papan persegi panjang 95cmx80cm dengan tebal 5cm, terdiri dari 3 lapisan berupa lingkaran (diameter 55 cm), persegi panjang dengan rongga berupa lingkaran di bagian tengah (95cmx80cm) serta dipaku pada figura kayu (95cmx80cm) kemudian di sisi lain figura ditutup dengan melamin persegi panjang (95cmx80cm),dan di dalam rongga figura terdapat lampu untuk menerangi ruang di dalamnya.

Posted by Hafid Wicaksana

MENDIDIK MANUSIA WIRASWASTA MELALUI KELUARGA, SEKOLAH, DAN MASYARAKAT

Kewiraswastaan merupakan suatu hal yang sangat ingin dilakukan oleh sebagian orang. Profesi ini mulai banyak digemari oleh orang-orang dari berbagi kalangan masyarakat. Hal ini sebagai batu loncatan atas kegagalan-kegagalan dalam mencari pekerjaan. Kewirausahaan merupakan suatu profesi mandiri dan tidak bergantung dengan orang lain bahkan dikemudian hari ini bisa menciptakan suatu lapangan pekerjaan.

Slide Show

Rabu, 14 November 2012

MENDIDIK MANUSIA WIRASWASTA MELALUI KELUARGA, SEKOLAH, DAN MASYARAKAT

Kewiraswastaan merupakan suatu hal yang sangat ingin dilakukan oleh sebagian orang. Profesi ini mulai banyak digemari oleh orang-orang dari berbagi kalangan masyarakat. Hal ini sebagai batu loncatan atas kegagalan-kegagalan dalam mencari pekerjaan. Kewirausahaan merupakan suatu profesi mandiri dan tidak bergantung dengan orang lain bahkan dikemudian hari ini bisa menciptakan suatu lapangan pekerjaan. Dengan ketekunan dan ktreatifitas yang dimiliki oleh seorang wirausahawan, akan mampu mendobrak persaingan globalisasi yang berkembang pesat. Untuk menjadi wirausahawan tidaklah semudah membalikkan telapak tangang, perlu adanya pendidikan, pelatihan, dan juga menanamkan jiwa wiraswasta dalam diri.

Banyak sekali pendidikan atau pelatihan tentang berwiraswasta, baik dalam pendidikan formal mapun nonformal. Pedidikan kewirausahaan dalam sekolah bertujuan untuk membekali jiwa wiraswasta bagi siswa, dan diharapkan setelah lulus nanti mampu mengeksplorasi dan mengembangkan bakat kewirausahaan untuk mulai merintis suatu inovasi baru dalam bidang usaha dan bersaing dengan perkembangan arus globalisasi. Selain pendidikan wirausaha disekolah penanaman jiwa wirausaha sejak dini juga harus dilakukan terutama dilingkungan keluarga dan masyarakat. Seorang wirausahawan bisa bertindak sebagai karyawan sekaligus manajer dan owner bagi usahanya, sehingga maju atau mundurnya usaha tersebut tergantung dari kesungguhan yang bersangkutan. Jika kancah bisnis tersebut dijalani dengan tekun, kerja keras, penuh semangat dan tidak mudah putus asa, niscaya usaha tersebut pasti akan meraih sukses.

1. Pengertian Wiraswasta
Secara Etimologis, Wira berarti perwira, utama, teladan, berani. Swa berarti sendiri, sedangkan Sta berati berdiri. Jadi wiraswasta berarti keberanian berdiri di atas kaki sendiri (dalam berusaha, bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup).

Kewirausahaan adalah semangat, perilaku dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja efisien, melalui keberanian mengambil resiko, kreativitas dan inovasi serta kemampuan managemen.Untuk menjadi pengusaha yang sukses, seorang dituntut untuk memenuhi kualifikasi sebagai seorang wirausahawan. Pada kenyataannya tidak semua pengusaha adalah wirausahawan yang memiliki sifat kewirausahaan. Pada umumnya yang dimaksud dengan wirausaha sama dengan wiraswasta atau pengusaha yaitu semua orang yang memiliki usaha atau melakukan kegiatan usaha untuk memperoleh keuntungan atau komisi. Ciri negatif tapi sangat menonjol pada sebagian pengusaha kita ditahun 80-an dan 90-an adalah semangat dan perilaku mereka mencari keuntungan pribadi sebanyak-banyaknya dengan menghalalkan segala cara.

Wirausaha adalah seseorang yg merasakan adanya peluang, mengejar peluang yg sesuai dengan situasi dirinya, dan percaya bahwa kesuksesan suatu hal yang dapat dicapai (Jose Charlos Jarilo-Mossi). Wiraswasta adalah seseorang yang mampu menciptakan produk / jasa dengan kekuatan inovasi sehingga lebih efisien / efektif serta bertujuan untuk kesejahteraan dirinya ( orang lain). Seseorang wiraswastawan modal utamanya adalah ketekunan yang dilandasi sikap optimis, kreatif dan melakukan usaha sebagai pendiri pertama disertai pula dengan keberanian menanggung resiko berdasarkan suatu perhitungan dan perencanaan yang tepat, adanya perhitungan dan perencanaan yang tepat sebetulnya wiraswastawan bukanlah pengambil resiko.

2. Peran keluarga, sekolah dan masyarakat dalam mendidik manusia wiraswasta
Penendidikan wirausaha pada umumnya merupakan suatu proses pendidikan untuk menumbuhkan jiwa berwirausaha, upaya ini semakin lama semakin digalakkan dan dibeberapa sekolahpun sudah di berikan, hal ini bertujuan untuk mengimbangi perkembangan arus globalisasi yang mana setiap orang dituntut untuk mampu bersaing dan mengembangkan inovasi-inovasi dalam berwirausaha. Fondasi utama dalam menumbuhkan jiwa wirausahawan adalah mental untuk berwirausaha dan hanya dapat di bentuk oleh lingkungan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. 

Penanaman jiwa wiraswasta oleh keluarga sejak dini akan sangat berdampak besar terhadap kemampuan anak dalam berwirausaha kedepan. Dalam pendidikan formal disekolah juga sudah mulai dirintis pendidikan berwiraswasta. Dengan adanya pendidikan wiraswasta di bangku sekolah, siswa diharapkan selain menguasai akademik, tapi juga mampu miningkatkan minat siswa untuk berwiraswasta. Pemberian bekal pada siswa ini akan berdampak ketika mereka lulus nanti, sebagai modal untuk menjadi wirausaha muda yang berkualitas dan langsung bisa bersaing, dan minimal ini dapat mengurangi angka pengangguran. Selain itu keluarga tetap mempunyai peranan penting dalam menciptakan wirausahawan, keluarga memilki semua aspek yang dibutuhkan dalam berwirausaha, mulai dari modal financial sampai pada bimbingan dukungan moral.Keluarga merupakan tempat pertama bagi kita dalam mendapatkan segala hal, mulai dari pendidikan , tingkah laku, sopan santun bahka gaya kehidupan mendatang juga sangat terpengaruh dengan kondisi keluarga. Berwirausaha merupakan salah satu kegiatan yang juga tidak luput dari pengaruh keluarga. 

Program Pengembangan kewirausahaan diharapkan menjadi wahana yang sinergis antara penguasaan sains dan teknologi dengan jiwa kewirausahaan. Serta dengan berkembangan pendidikan kewirausahan diharapkan seorang siswa tidak hanya akan berkembang nilai akademisnya saja. Akan tetapi juga akan memberikan kemandirian perekonomian dalam kewirausahaan. Sebagai akibatnya akan memberikan kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan (peluang) dalam bisnis serta kemampuan mengoptimalisasikan sumber daya dan mengambil tindakan serta memiliki motivasi tinggi dalam mengambil resiko dalam rangka menyukseskan bisnisnya.

Minat siswa terhadap kewiraswastaan perlu diketahui oleh guru maupun siswa irusendiri mengingat minat ini dapat mengarahkan siswa untuk melakukan pilihan dalam menentukan cita-citanya. Cita-cita merupakan perwujudan dari minat dalam hubungan dengan proses/jangkauan masa depan bagi siswa untuk merencanakan dan menentukan pilihan terhadap pendidikan, jabatan atau pekerjaan yang diinginkan. Siswa yang berminat dalam berwirasawasta cenderung memilih karir ke sektor swasta dan berwiraswasta. Dalam kaitan ilmu pengetahuan, siswa yang berminat dalam wiraswasta akan tertarik dengan pengetahuan/ilmu yang berhubungan dengan minatnya tersebut.

Peranan sekolah atau peguruan tinggi adalah untuk memotivasi siswa agar setelah lulus mereka mampu menjadi seorang wirausahaan muda yang berkualitas dan siap bersaing. Sehingga semakin banyak lulusan siswa atau mahasiswa dapat mengurangi pertambahan jumlah pengangguran bahkan menambah jumlah lapangan kerja. Akan tetapi sekarang pertanyaannya adalah apakah sekolah atau perguruan tinggi dapat melahirkan atau mencetak wirausahawan muda? Oleh karena itu sekarang peranan sekolah dan perguruan tinggi memotivasi para lulusansekolah atau sarjana menjadi seorang wirausahawan muda untuk meningkatkan jumlah wiraussahawan serta diharapkan mampu membuka lowongan baru.

Pendidikan kejuruan atau kewirausahan khususnya yng berkenaan dengan bisnis ,dapat dilakukan pada setiap jenjang pendidikan dimulai dari Sekolah Dasar,Sekolah Menengah Pertama,Sekolah Menengah Atas sampai pada Perguruan Tinggi. Sebagai negara yang sedang berkembang ,Indonesia masih kekurangan wirausahawan. Hal ini masih dapat dipahami, karena kondisi pendidikan di Indonesia masih belum menunjang kebutuhan pembangunan pada sektor Ekonomi. Hal ini terbukti bahwa hampir seluruh sekolah masih didominasi oleh pelaksanaan pendidikan dan pembelajarang yang konvensional. Semua terjadi karena institusi pendidikan dan masyarakat kurang mendukung pertumbuhan wirausahawan.Peluang sukses dalam berwirausaha pada saat ini sangatlah besar, dari 230 juta penduduk Indonesia hanya 0.18% yang baru bergelut dibidang wiraswasta, angka yang sangat kecil.Padahal menurut consensus negara maju minimal harus memiliki wirausahawan sebesar 2% dari total penduduknya. 

Mendidik anak untuk memiliki mental wirausaha sejak dini dapat berbentuk seperti mengajari anak tidak boros, rajin menabung, dan perbuatan terpuji lainnya. Dengan begitu, apabila ini dilakukan secara bertahap akan membentuk karakter wirausaha yang kuat dalam diri anak. Sebagai contoh anaknya yang masih sekolah dasar diminta untuk memberikan hadiah ulang tahun sesuatu yang tak ada di toko. Akhirnya, dengan kreativitasnya sendiri, anaknya menyusun sebuah lagu lengkap dengan aransemen musik ciptaannya sendiri. Beberapa langkah yang dapat diajarkan sejak anak balita sampai usia dini adalah pertama, membiasakan anak untuk mengungkapkan gejolak jiwanya dalam bentuk sesuatu yang tertulis baik berupa tulisan maupun gambar. Kedua, mendidik anak dengan kebaikan-kebaikan yang muncul dari dirinya sendiri sebagai hasil dari serapan anak terhadap lingkungan atau apa yang dilihat dari orang tua, guru dan teman-temannya. Ketiga, membiasakan perbuatan baik yang sudah dilakukan, Keempat, menjadikan kebiasaan itu menjadi karakter. Salah satu ciri menjadi karakter adalah jika perbuatan itu tidak dilakukan, maka anak akan merasa kehilangan dan atau mengingatkan akan kebiasaan yang belum dilakukan tersebut.

Ciri-ciri manusia wiraswasta secara umum adalah orang yang memiliki potensi untuk berprestasi. Ia senantiasa memiliki motivasi yang besar untuk maju berprestasi. Dalam kondisi dan situasi yang bagaimanapun, manusia wiraswasta mampu menolong dirinya sendiri di dalam mengatasi permasalahan hidupnya. Dengan kekuatan pada dirinya, manusia wiraswasta mampu berusaha untuk memenuhi setiap kebutuhan hidupnya. Di samping itu, manusia wiraswasta mampu mengatasi kemiskinan, baik kemiskinan lahir maupun kemiskinan batinnya tanpa menunggu pertolongan/bantuan dari negara atau instansi pemerintah, ataupun bantuan dari instansi sosial.

Pendidikan wiraswasta merupakan pendidikan yang bertujuan untuk menempa bangsa Indonesia sesuai dengan kepribadian Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Pendidikan manusia wiraswasta berlansung seumur hidup di mana dan kapan saja, sehingga peranan subjek manusia untuk belajar dan mendidik diri sendiri secara wajar merupakan kewajiban kodrati manusia.

Sebagai realisasi dari prinsip ini, maka lingkungan pendidikan manusia wiraswasta meliputi lingkungan keluarga sebagai lingkungan pertama dan utama untuk menjadi manusia wiraswasta, yang kedua, lingkungan sekolah sebagai lingkungan pendidian formal untuk melengkapi bekal pribadi manusia wiraswasta, dan yang terakhir adalah lingkungan masyarakat sebagai lingkungan pendidikan nonformal.


Download file:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar